Suatu Disclaimer

bismillah
panggung debat

🚫 Disclaimer Tugas Pembawa Misi Risalah

Batasan ini memastikan bahwa pembawa risalah tetap fokus pada metodologi yang benar dan tidak terbebani oleh hasil di luar kendali manusia.

  1. Tugas Hanya Menyampaikan, Hindari Debat (QS. Ali ‘Imran [3]: 20 & QS. Asy-Syura [42]: 16)

Pewaris risalah diperintahkan untuk fokus pada penyampaian kebenaran (Tauhid) dan Syahadat, serta menghindari debat yang tidak produktif setelah bukti-bukti telah jelas.

  1. Fokus pada Penyerahan Diri (QS. Ali ‘Imran [3]: 20)

“…….Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam) katakanlah: ‘Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.’ Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: ‘Apakah kamu (mau) menyerahkan diri (kepada Allah)?’ Jika mereka menyerahkan diri, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan; dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”

  • Batasan Tugas: Ayat ini secara eksplisit menyatakan bahwa jika objek dakwah mulai mendebat setelah seruan kebenaran disampaikan, tugas pembawa risalah adalah berhenti berdebat dan menegaskan kembali komitmen pribadinya pada Islam (Aku menyerahkan diriku kepada Allah).
  • Kewajiban Dakwah: “kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (innama ‘alaika al-balāgh)”. Ini adalah batasan yang melindungi pembawa risalah dari kelelahan mental akibat upaya keras yang tidak akan mengubah hati yang telah tertutup. Setelah penyampaian, urusan selanjutnya diserahkan kepada Allah.
  1. Debat Tanpa Hujjah (QS. Asy-Syura [42]: 16)

“Dan orang-orang yang membantah (perkara) Allah sesudah Dia diseru (menerima-Nya), bantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah) dan bagi mereka azab yang keras.”

  • Ayat ini memperingatkan bahwa debat yang dilakukan oleh penolak kebenaran setelah mereka menerima seruan risalah adalah sia-sia (ḥujjatuhum dāḥiḍatun). Debat semacam itu tidak didasari oleh keinginan mencari kebenaran, melainkan hanya ingin membantah.
  • Sikap Pembawa Risalah: Pewaris risalah harus bijaksana membedakan antara diskusi mencari kebenaran dan perdebatan sia-sia. Setelah kebenaran disampaikan dengan bukti (hujjah), tugas dakwah telah tertunaikan.
  1. Hidayah Urusan Allah (QS. Al-Isra [17]: 15)

Batasan ini menenangkan hati pembawa risalah, membebaskan mereka dari tekanan untuk harus menghasilkan hasil (keberimanan) dari audiens mereka.

“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (petunjuk), maka sesungguhnya dia berbuat untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat dengan kerugian atas dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”

  • Prinsip Tanggung Jawab Individual: Ayat ini menegaskan kembali prinsip fundamental yang telah kita bahas: setiap jiwa bertanggung jawab atas pilihan (Hijrah atau Kekufuran) yang dibuatnya.
    • Berbuat baik (mengikuti hidayah) untungnya bagi diri sendiri.
    • Tersesat (menolak hidayah) kerugiannya bagi diri sendiri.
  • Hidayah sebagai Pilihan: Ayat ini menguatkan konsep bahwa Hidayah (pilihan untuk mengikuti petunjuk) adalah pilihan yang harus diambil oleh individu itu sendiri, yang dibekali akal dan indera (QS. 76:2).
  • Peran Allah: Meskipun Allah-lah yang memberikan petunjuk (QS. 76:3), pilihan untuk menerima atau menolak petunjuk tersebut ada di tangan manusia.

💡 Kesimpulan: Kode Etik Dakwah

Kedua disclaimer ini membentuk kode etik bagi pembawa misi risalah:

  1. Fokus pada Proses: Tugas adalah menyampaikan (seperti supervisor yang menyampaikan prosedur dan aturan), bukan menjamin hasil.
  2. Bebas dari Tekanan Hasil: Pewaris risalah tidak perlu putus asa jika seruan mereka ditolak, karena Hidayah (pengubahan hati) adalah hak prerogatif Allah.
  3. Konsisten: Terus bersyahadat dan beramal saleh sebagai teladan, karena itulah bukti Islam sejati yang harus dipertahankan.


Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email
Telegram
Ingin mendapatkan Pahala Jariyah dengan berbagi? Silahkan share ke SOSMED Anda…